Inilah puisi yang begitu melekat dari semenjak saya tahu (saat masih di bangku sekolah) sampai sekarang. Ditengah badai orang-orang mendadak sastra seiring dengan kemunculan Ayat Ayat Cinta, Ketika Cinta Bertasbih, dll.
Sebuah kisah nyata seorang Chairil Anwar yang dituangkan di dalam puisinya, menggambarkan kondisinya saat itu, begitu terpuruk oleh cinta yang tidak bersambut. ya..inilah bukti bahwa tidak ada cinta sejati selain bingkaian tali suci yang bernama pernikahan.
Senja Di Pelabuhan Kecil
Buat Sri Ajati
Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut
Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.
Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap
Sabtu, Juni 27, 2009
Senja di Pelabuhan Kecil
.: Tentang Web Ini :.
Web ini dikelola secara pribadi sebagai wujud apresiasi atas Shohwah Islamiyah, walau ia hanya deretan-deretan kata yang mungkin saja bagi sebagian orang tidak bermakna. namun inilah bagian dari salah satu tapak gerak itu, daripada sibuk mengutuk kelam namun enggan menyalakan pelita.
Fie Harokatin Barokah, dalam pergerakan ada berkah. Saya memilih sepakat dengan membayar harga sebuah cita-cita dan mimpi. Aku pernah bermimpi dan berpikir untuk merengkuh takdir sejarahku sebelum meninggal. Selebihnya biar ALLAH yang memberiku mimpi baru.
Sisa menitip asa pada waktu. Setiap peristiwa ada waktunya, maka setiap kemenangan ada jadwalnya. Satu kata, Berbuat!.
Marzuki Umar
(marzuki_umar@ymail.com)
Fie Harokatin Barokah, dalam pergerakan ada berkah. Saya memilih sepakat dengan membayar harga sebuah cita-cita dan mimpi. Aku pernah bermimpi dan berpikir untuk merengkuh takdir sejarahku sebelum meninggal. Selebihnya biar ALLAH yang memberiku mimpi baru.
Sisa menitip asa pada waktu. Setiap peristiwa ada waktunya, maka setiap kemenangan ada jadwalnya. Satu kata, Berbuat!.
Marzuki Umar
(marzuki_umar@ymail.com)
0 komentar:
Posting Komentar