Aku menatap angin yang basah ini bergandengan dengan rinduku yang tak pernah utuh dimanapun ia mengarah. ketika aku sampai pada tanya tentang masa, selalu saja ada kabut yang menarik langkahku. Di sana ada begitu banyak bisikan.
Ada kematian yang senantiasa merapat, walau aku belum merasakan sekarat.Seperti hari akan sore dan berganti mendung di mataku.
kuputuskan untuk kuikat saja dalam hati, karena aku tak akan pernah menukarnya dengan punahnya putih di matamu. Yang belum pernah sekalipun kuberani menemukannya lebih dalam.
Masa, padamu aku tak pernah meletakkan angan, sampai yang paling mungkin sekalipun. Bagiku, engkau pasti akan mendekapku sampai tidur yang paling lelap. Saat tak mampu lagi kuucapkan bahwa kasih itu masih.
disini! aku masih menikmati dingin yang melelehkan malam. Di tanah lain tempatku berpijak, di antara rindu yang bersepakat dengan jarak yang menyekat.
Tapi sudahlah, kusimpan saja sebagian kenang ini, dan sebagiannya yang lain kutitipkan padamu. Esok, atau atau suatu hari nanti yang tak bertanggal. ketika kita saling berpapasan, biarkan aku mengutuhkannya kembali. Lewat sedikit gerimis, di antara fajar dan senja seperti apa ia adanya, sebelum hujan menderas membasahi jejak kita dan menghapusnya. Di sana, kita mengurainya satu-satu. Namun, untuk sementara waktu, aku harap kau baik-baik saja.
Sebelum aku pulang...
9 November 2010
Ternyata umurku bertambah lagi,
Lihatlah! Ternyata saya bukan kanak lagi.
0 komentar:
Posting Komentar