Dia sedari tadi merintih memanggilmu
Karena terlampau lama
aku khawatir engkau tak akan mendengar lagi lirihnya
memudar bersama sakitnya yang bergulir, begitu sunyi
Tak usah menjuntaikan cinta berulang kali
namun engkau memaksanya bertarung dengan tubuh yang semakin pipih
Semakin ringkih.
Karena terlampau lama
aku khawatir engkau tak akan mendengar lagi lirihnya
memudar bersama sakitnya yang bergulir, begitu sunyi
Tak usah menjuntaikan cinta berulang kali
namun engkau memaksanya bertarung dengan tubuh yang semakin pipih
Semakin ringkih.
Palestina oh Palestina...
Kami belum melahirkan cinta yang berwarna merah
sehingga hanya bisa mematung melihat wajahmu sembab,
dan sembab lagi
tanpa pernah sekalipun kami menyekanya
karena tangan ini begitu sibuknya memunguti mutiara yang buram
lalu mengantonginya satu-satu.
Kami belum melahirkan cinta yang berwarna merah
sehingga hanya bisa mematung melihat wajahmu sembab,
dan sembab lagi
tanpa pernah sekalipun kami menyekanya
karena tangan ini begitu sibuknya memunguti mutiara yang buram
lalu mengantonginya satu-satu.
Palestina oh Palestina...
Biarkan kami menata ulang arti cinta
agar tak perlu ada lagi cerita tentang kekasih
cerita tentangmu
yang menanti cinta dengan segelas air mata di tangan.
Biarkan kami menata ulang arti cinta
agar tak perlu ada lagi cerita tentang kekasih
cerita tentangmu
yang menanti cinta dengan segelas air mata di tangan.
-Uki-
Makassar, 21 Maret 2010
Makassar, 21 Maret 2010
0 komentar:
Posting Komentar