Budaya film, menjadi salah satu gaya hidup manusia modern sekarang. Rasanya sangat sedikit orang yang tidak suka dengan hiburan yang bernama film, walau mereka adalah orang Islam.
Saudara kita yang seperti ini jumlahnya tidak sedikit. Tiap ada film baru mereka selalu menontonnya di bioskop, bahkan banyak pula yang mau-maunya menonton satu film berkali-kali di bioskop. Para movies mania ini sama sekali tidak sadar, bahwa mereka telah menjadi budak-budak jaringan Hollywood yang begitu setia mengalirkan uangnya untuk melanggengkan kekejaman zionis Israel terhadap Muslim Palestina. Mereka tidak sadar telah menyumbangkan uangnya untuk dijadikan peluru dan senjata bagi tentara zionis yang akan dipakai buat membunuh saudara-saudara seiman di tanah Palestina.
Saudaraku, sejarah telah membuktikan kepada kita, betapa sejak para zaman para Nabi hingga zaman para raja, para presiden, dan bahkan hingga hari akhir kaum Yahudi adalah kaum yang selalu berbuat kerusakan dan kefasikan. Allah sendiri di dalam banyak ayat Al-Qur'an telah cukup banyak menyinggung tentang kaum ini.
Salah satu jalan bagi kaum perusak tersebut untuk menaklukkan manusia di luar ras Yahudi adalah dengan mengikis habis keimanan, dan menyeretnya untuk menerima segala tabiat, tindak tanduk, jalan hidup, pola pikir yang mereka jejalkan lewat mesin-mesin pencipta trend dan opini dunia.
Salah satu mesin andalan mereka adalah Hollywood, penetrasi budaya yang dilakukan industri media dan industri hiburan dunia semacam Hollywood bukanlah sebuah bisnis yang semata-mata bermotivasi untuk mengeruk keuntungan material yang sebanyak-banyaknya. Ada sisi ideologis yang ingin dihasilkan dari mesin industri raksasa dunia ini terhadap seluruh umat manusia.
Di awal abad ke-21, wilayah Hollywood merupakan salah satu tujuan utama para imigran Yahudi dari penjuru dunia terutama yang berprofesi sebagai pekerja seni. Mereka datang secara sendiri-sendiri maupun berkelompok. Yang punya modal langsung mendirikan studio-studio, dan yang datang sendiri-sendiri dengan modal tekad semata bekerja keras menarik perhatian para produser dan sutradara.
Kian lama wilayah Hollywood kian ramai. Daerah yang tadinya sepi dan hanya berupa dua buah peternakan, kini telah berubah menjadi daerah yang tidak pernah tidur. Siang disinari cahaya matahari yang melimpah dalam malam diguyur cahaya lampu, menjadi salah satu mimpi bagi anak-anak muda di seluruh dunia tanpa tahu apa sebenarnya yang berada di balik tirai Hollywood.
Sebuah buku setebal 502 halaman telah terbit di New York. Judulnya cukup menarik: An Empire Of Their Own: How The Jews Invented Hollywood, penulisnya bernama Neal Gabler.Secara ringkas, buku ini memaparkan bagaimana Hollywood dikuasai oleh Yahudi, dari tukang lampu, penulis skrip, scenario, sutradara, pemain, produser, hingga bos-bos besar studio filmnya. “ Yahudi tidak akan datang ke Hollywood jika mereka tidak ingin menguasainya,” tegas Gabler.
Dalam banyak film Hollywood telah menjalankan misi-misinya, Islam kerap disimbolisasikan sebagai orang Arab. Bukan sosok orang Arab yang shalih, intelek, rendah hati, dan sebagainya, tetapi sosok Arab yang berangasan, tidak mengerti kebersihan, gemar terhadap perempuan-perempuan, suka minuman keras, bodoh, dan selalu mendahulukan otot ketimbang otak.
Berlawanan dengan penggambaran Hollywood terhadap orang-orang Yahudi, yang divisualisasikan sebagai orang-orang yang rendah hati, murah senyum, intelek, mendahulukan dialog ketimbang pemaksaan, simpatik, pejuang kebenaran, berselera seni yang tinggi, dan hal-hal yang baik. Bahkan tak jarang, seorang Yahudi ini digambarkan sebagai seorang yang kuat, perkasa, dan selalu berakhir dengan kemenangan.
Sebagai mesin propaganda, industri hiburan sebesar Hollywood yang ditopang dengan keluasan jaringan media massa dan kantor berita dunia yang nyaris seluruhnya berada dalam cengkraman kuku Yahudi, tentu sangat efektif dalam pencapaian misinya. Salah satu keberhasilan perang urat syaraf yang dilakukan media dan mesin propaganda Yahudi adalah stigma teroris yang kini begitu kuat melekat dalam sosok orang Islam.
Allah Subhanahu Wata'ala telah berfirman, 'Wa lan tardho ankal Yahudu wa lan Nashara hatta tatta bi'an millatahum… (QS. Al-Baqarah:120). Tidak akan pernah rela kaum Yahudi dan Nasrani kepada kamu, hingga kaum tunduk mengikuti jalan hidup dan pola pikir mereka.
Tahukah anda, ketika anda tertawa terpingkal-pingkal di dalam bioskop yang berhawa sejuk, ketika anda tersenyum kecut atau menangis bahagia melihat aktor dan aktris Hollywood berbagai peran di dunia khayal, ketika anda asyik mengunyah popcorn atau meminum soft drink Amerika, di luar sana saudara-saudara kita tengah menangis karena lapar, saudara-saudara kita tengah berjuang untuk sekedar sekepal nasi, saudara-saudara kita tengah berada dalam hidup dan mati melawan kebiadaban tentara zionis Israel.
Saudara, menikmati hidup itu bukan dosa, tapi menikmati hidup dengan menyumbangkan uang kita untuk dipakai menindas saudara-saudara seiman tentu tidak bisa dibenarkan dengan alasan apapun. Berhentilah jadi donator zionis! Salurkanlah uangmu untuk kemaslahatan saudara-saudaramu untuk menolong agama Allah. Wallahu yahdi as-sabil..
Makassar, tahun lalu (13 mai 2009)
0 komentar:
Posting Komentar