Jumat, Juli 17, 2009

MENGURAI KEKALAHAN


Di sepanjang jalan itu, jalan menapaki idealisme yang selama ini dikumpulkan dari serpihan zaman.
Kata Chairil Anwar “Hidup adalah menunda kekalahan”, bagi saya tidak selalu benar.
Karena idealnya, idealisme itu harus selalu menang bertarung dengan seonggok peninggalan jahiliyah. Namun, sebagaiman ia juga tunduk terhadap takdir ia harus mengikuti aturan main bukan tunduk kepada kejahiliyaan itu sendiri. Debu peluh biarlah menjadi saksi indah kekalahan itu.

Ah,, ini belumlah berakhir.
Perjalanan ini masih begitu panjangnya, berhentilah sejenak untuk menoleh ke berbagai penjuru arah, hambatan itu masih sangat teguh dan congkak.
Duhai jiwa, apakah kamu justru merapuh?
Mungkin kali ini kalah, namun masa depan masih begitu abu-abunya.
Yang ada adalah menebak setelah itu berusaha untuk tidak mengulangi sejarah kekalahan di tanah sendiri. Sejarah pasrah harus menjadi catatan yang kelak akan dipertanyakan bersama dengan tertutupnya episode kekalahan ini untuk kemudian memulai mengurai benang-benang kemenangan.
Idealnya begitu, karena tangan ini takkan pernah berhenti mengaduk samudera.

Soppeng, 5 Juli 2009
Keprihatinan jiwa terhadap Soppengku…

0 komentar:

Posting Komentar

Photobucket Photobucket Photobucket
marzukiumar.com © 2007 supported by www.iu.edu.sa allright reserved