Di sepanjang jalan itu, jalan menapaki idealisme yang selama ini dikumpulkan dari serpihan zaman.
Kata Chairil Anwar “Hidup adalah menunda kekalahan”, bagi saya tidak selalu benar.
Karena idealnya, idealisme itu harus selalu menang bertarung dengan seonggok peninggalan jahiliyah. Namun, sebagaiman ia juga tunduk terhadap takdir ia harus mengikuti aturan main bukan tunduk kepada kejahiliyaan itu sendiri. Debu peluh biarlah menjadi saksi indah kekalahan itu.
Perjalanan ini masih begitu panjangnya, berhentilah sejenak untuk menoleh ke berbagai penjuru arah, hambatan itu masih sangat teguh dan congkak.
Duhai jiwa, apakah kamu justru merapuh?
Mungkin kali ini kalah, namun masa depan masih begitu abu-abunya.
Yang ada adalah menebak setelah itu berusaha untuk tidak mengulangi sejarah kekalahan di tanah sendiri. Sejarah pasrah harus menjadi catatan yang kelak akan dipertanyakan bersama dengan tertutupnya episode kekalahan ini untuk kemudian memulai mengurai benang-benang kemenangan.
Idealnya begitu, karena tangan ini takkan pernah berhenti mengaduk samudera.
Soppeng, 5 Juli 2009
Keprihatinan jiwa terhadap Soppengku…
Jumat, Juli 17, 2009
MENGURAI KEKALAHAN
Ah,, ini belumlah berakhir.
.: Tentang Web Ini :.
Web ini dikelola secara pribadi sebagai wujud apresiasi atas Shohwah Islamiyah, walau ia hanya deretan-deretan kata yang mungkin saja bagi sebagian orang tidak bermakna. namun inilah bagian dari salah satu tapak gerak itu, daripada sibuk mengutuk kelam namun enggan menyalakan pelita.
Fie Harokatin Barokah, dalam pergerakan ada berkah. Saya memilih sepakat dengan membayar harga sebuah cita-cita dan mimpi. Aku pernah bermimpi dan berpikir untuk merengkuh takdir sejarahku sebelum meninggal. Selebihnya biar ALLAH yang memberiku mimpi baru.
Sisa menitip asa pada waktu. Setiap peristiwa ada waktunya, maka setiap kemenangan ada jadwalnya. Satu kata, Berbuat!.
Marzuki Umar
(marzuki_umar@ymail.com)
Fie Harokatin Barokah, dalam pergerakan ada berkah. Saya memilih sepakat dengan membayar harga sebuah cita-cita dan mimpi. Aku pernah bermimpi dan berpikir untuk merengkuh takdir sejarahku sebelum meninggal. Selebihnya biar ALLAH yang memberiku mimpi baru.
Sisa menitip asa pada waktu. Setiap peristiwa ada waktunya, maka setiap kemenangan ada jadwalnya. Satu kata, Berbuat!.
Marzuki Umar
(marzuki_umar@ymail.com)
0 komentar:
Posting Komentar