Sahabat,,,
Setiap kita tentu pernah merasakan kebutuhan bekal untuk perjalanan panjang di akhirat, sedikit banyaknya tetap saja hanya itu harapan kita. Di saat tak ada lagi teman yang membersamai mempertanggungjawabkan setiap deretan jejak kehidupan. Ya hanya itu, hanya amalan kita yang mungkin tak seberapa menjadi sahabat setia sebagai hujjah kita di hadapanNya. Tak ada lagi Orang tua, istri, dan tawa anak. Tak ada lagi kesempatan 'berladang' karena saat itu orang sudah melihat hasil panennya.
Sahabat,,,
Anda tentu mengenal Ibnu Mubarak bukan ? Seorang salaf yang mengumpulkan seluruh cabang kebaikan. Seorang ulama, ahli ibadah yang zuhud, dan gemar menafkahkan hartanya fi sabilillah, dan tentu saja beliau seorang mujahid. Hingga seorang ulama berujar bahwa seluruh kebaikan telah dimilikinya kecuali satu, tidak pernah bertemu dengan Rasulullah, sehingga tidak tergolong sebagai seorang sahabat Rasulullah.
Beliau mempunyai sahabat yang begitu dekat dengannya, Fudhail bin 'Iyadh namanya. Juga seorang ulama yang ahli ibadah. Mereka dipersaudarakan oleh Allah. Mereka begitu merasakan sejuknya ukhuwah dan nikmatnya menghambakan diri kepadaNya.
Di suatu waktu Ibnu Mubarak meninggalkan sahabatnya untuk pergi ke medan jihad. Sedangkan Fudhail bin Iyadh berdiam seorang diri, asyik dengan ibadahnya tanpa sahabatnya lagi.
Fudhail meratap, tak bisa lagi membendung air matanya karena rindu akan kenangan bersama di majlis dzikir. Dia tidak bisa lagi menahan tangannya untuk menuliskan surat kepada Ibnu Mubarak, memintanya untuk pulang, bersama lagi di masjidil haram dalam nikmatnya ibadah.
Usai membaca surat dari sahabatnya, Ibnu Mubarak mengambil secarik kertas menulis puisi sebagai balasan untuk sahabatnya, Fudhail.
Bunyinya :
يا عابد الحرمين لو أبصرتنا
لعلمت أنك في العبادة تلعب
من كان يخضب خده بدموعه
فنحورنا بدمائنا تتخضب
أو كان يتعب خيله في باطل
فخيولنا يوم الصبيحة تتعب
ريح العبير لكم ونحن عبيرنا
رهج السنابك والغبار الأطيب
ولقد أتانا من مقال نبينا
قول صحيح صادق لا يكذب
لا يستوي وغبار خيل الله في
أنف امريء ودخان نار تلهب
هذا كتاب الله ينطق بيننا
ليس الشهيد بميت لا يكذب
لعلمت أنك في العبادة تلعب
من كان يخضب خده بدموعه
فنحورنا بدمائنا تتخضب
أو كان يتعب خيله في باطل
فخيولنا يوم الصبيحة تتعب
ريح العبير لكم ونحن عبيرنا
رهج السنابك والغبار الأطيب
ولقد أتانا من مقال نبينا
قول صحيح صادق لا يكذب
لا يستوي وغبار خيل الله في
أنف امريء ودخان نار تلهب
هذا كتاب الله ينطق بيننا
ليس الشهيد بميت لا يكذب
Artinya:
Wahai ahli ibadah di dua tanah suci sekiranya engkau melihat kami
Niscaya engkau akan tahu
Sesungguhnya engkau bermain-main dalam ibadahmu
Kalau orang lain membasahi pipinya dengan air mata
Maka leher kami dibasahi oleh darah
Kalau kuda orang lain lelah dalam kebatilan
Maka kuda kami sejak pagi hari sudah merasakan lelah
Harum angin semerbak bunga itu bagimu
Dan bagi kami harum batu terinjak kuda dan debu lebih semerbak
Kami mendengar sabda Nabi kita
Sabda itu benar jujur dan tiada dusta
Bagi seseorang, deru debu kuda ALLAH tidak sama
Dengan asap neraka yang menyala
Inilah kitab ALLAH sudah mengabarkan untuk kita
Bahwa dia yang syahid tidaklah mati,dan ALLAH tak akan berdusta.
Sahabat,,,
Tentu kita tidak seperti Fudhail yang rajin dengan ibadahnya.
Yang senantiasa menitikkan air mata karena takutnya pada ALLAH.
Kalau juga bukan bermain-main, lalu kata apa yang tepat untuk kita ini?
Al-faqiir ila afuwwi rabbihi, Marzuq ibn Umar
STIBA 020210
1 komentar:
Tulisan yg mengugah...
Posting Komentar