Bismillahirrohmaanirrohiim...
Ustadz...
Telah lama kita saling tahu, tentang seorang anak angin yang menghampirimu
Hingga musim berbilang, masih begitu sulit kugerakkan pena untuk menulismu
Banyaknya yang telah engkau letakkan di pundakku
Hingga kaki terasa berat berlari mengejarmu
Bukan karena gelap di depan karena engkau telah menghadiahkanku suluh
Bukan karena duri belukar yang telah tertanam di bumi karena engkau telah mengajarkanku melangkah
Atau karena jarak yang terlewat jauh karena engkau telah mengajariku singkatnya ujung waktu
Tapi kutakut mataku sayu dan mimpi membuatku enggan untuk bangun
Lalu setelah itu harus kupikul karung-karung cahaya bersama namamu yang mulia
Nama yang telah ditabuh di kota Nabi
Kutahu itu terlampau terang untukku
Tapi juga kutak sanggup di pinggir jalan, kugoreskan waktu sendiri, gelap, dan sunyi
Tak mungkin kutentang terang sebagai nikmat dariNya
Kupilih bersamamu memetik titik-titik segar di daun taman
Lalu kutuang ke dalam gelas sebagai bekalku di siang hari yang tak pantas lagi kuberteduh
Sekalian engkau tambalkan untukku lubang-lubang hitam yang meresahkan bangunku jika ternyata jatahku hanya sampai di sini
Tak kudengar lagi suaramu yang sejuk di hening malam
Atau lisanmu yang mengalir segar bermuara kepada petuah-petuah Rasulullah
Dan harus kujawab umurku, masa mudaku, perbendaharaan duniaku, sampai pada jejak tubuh yang fakir ini
Biarkan aku berterima kasih yang tak sempurna
Karena takkan pernah ada terima kasih yang sempurna untukmu
at-Tilmidz,
Al-Faqiir ila fadhilatikum
Abu Zubair Marzuq Ibn Umar
Tapi kutakut mataku sayu dan mimpi membuatku enggan untuk bangun
Lalu setelah itu harus kupikul karung-karung cahaya bersama namamu yang mulia
Nama yang telah ditabuh di kota Nabi
Kutahu itu terlampau terang untukku
Tapi juga kutak sanggup di pinggir jalan, kugoreskan waktu sendiri, gelap, dan sunyi
Tak mungkin kutentang terang sebagai nikmat dariNya
Kupilih bersamamu memetik titik-titik segar di daun taman
Lalu kutuang ke dalam gelas sebagai bekalku di siang hari yang tak pantas lagi kuberteduh
Sekalian engkau tambalkan untukku lubang-lubang hitam yang meresahkan bangunku jika ternyata jatahku hanya sampai di sini
Tak kudengar lagi suaramu yang sejuk di hening malam
Atau lisanmu yang mengalir segar bermuara kepada petuah-petuah Rasulullah
Dan harus kujawab umurku, masa mudaku, perbendaharaan duniaku, sampai pada jejak tubuh yang fakir ini
Biarkan aku berterima kasih yang tak sempurna
Karena takkan pernah ada terima kasih yang sempurna untukmu
at-Tilmidz,
Al-Faqiir ila fadhilatikum
Abu Zubair Marzuq Ibn Umar
0 komentar:
Posting Komentar