Angin menggiring kita pada kabar terakhir
tentang percakapan dua daun
tercabik pada rangkaian utuh cintanya
pada derai hijaunya yang menua dan sebentar lagi akan gugur
Aku menyeru awan agar tak perlu ia memutih untuk sekarang
biarkan saja buram bermendung
beriring ucapan selamat jalan di lekatnya
dengan air matanya yang lembut dan asin
dan meletakkan kembali harapnya
dihanyutkan pada perahu yang dipaksa untuk menuruti arah arus
kemana hujan berdebur disitulah ia berlabuh
Namun angin pulalah yang akan menggiringnya kembali
tanpa perlu menyembunyikan wajah lagi
karena setelah awan menangis
setelah angin merintih
giliran harmoni melintas di depan daun
ajaklah ia berhenti sejenak
karena harmoni itulah cintamu
untuknyalah kamu berbasah-basah
Makassar, 310310
0 komentar:
Posting Komentar